INFO KEGIATAN

 Mukernas Lirboyo-Ploso: Lompatan Besar Politik PPP

Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang berlangsung di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur pada 21-23 Pebruari ini menjadi langkah penting bagi partai lambang kabah ini. Ada resonansi politik yang tidak sederhana. Manuver politik PPP belakangan memang cukup menarik.

Mukernas PPP yang mengambil tempat di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur bukanlah tempat yang biasa. Pilihan pondok pesantren sebagai tempat perhelatan politik seolah memberi pesan, PPP tak bisa dipisahkan dengan pesantren sebagai komunitas kelompok Islam tradisional di Indonesia. Apalagi dalam ajang Mukernas tersebut, sejumlah kyai kharismatik hadir. Sejumlah nama justru sebelumnya dikenal sebagai pendukung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan PKNU.

Secara simbolik, PPP mampu merangkul kembali kyai-kyai yang selama dua kali pemilu sejak era reformasi ini beralih ke dua partai yang mengklaim sebagai partai milik NU itu. "PPP mendapat pupuk dengan bergabungnya kyai-kyai kharismarik," ujar KH Hasyim Muzadi di arena Mukernas PPP. Kehadiran PPP di basis pesantren seolah menggenapkan momentum yang pada saat bersamaan, partai-partai yang selama ini mengindentikkan dengan ormas Nahdlatul Ulama (NU) justru tengah dirundung masalah. Sebut saja PKB yang saat ini masih belum sepenuhnya pulih atas konflik yang mendera.

Tidak sekadzr itu, Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar justru kini tersandung masalah dalam kasus suap di kementerian yang dipimpin. Direktur Ekskeutif Lembaga Kajian Survei Nusantara (Laksnu) Gugus Joko W mengatakan perubahan pola pencitraan PPP dari partai tradisional menuju partai yang sadar media dan memgambil jalan konsisten sebagai partai Islam akan memberi dampak pada perolehan suara dalam Pemilu 2014 mendatang.

"Rupanya PPP sadar, bahwa untuk menaikkan suaranya mereka harus melakukan ini," kata Gugus. Selain pilihan tempat Mukernas PPP yang menimbulkan dampak politik tidak sederhana, mencuatnya nama bekas Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai salah satu kandidat Presiden pada Pemilu 2014 mendatang juga menambah inovasi politik dari partai ini.

Di tengah miskinnya figur yang memberikan harapan ke publik, JK dipandang sebagai salah satu figur yang pas dalam menyelesaikan persoalan. "PPP pintar membaca tanda zaman," kata Ketua DPP Partai Golkar Hadjriyanto Y Thohari mengomentari munculnya nama JK dalam ajang Mukernas PPP.

Pemilihan capres/cawapres ini juga dinilai oleh Gugus harus secara cermat dilakukan PPP. Dengan cara demikian, Gugus memprediksikan pemilih PKB sebagai represenasi muslim tardisional dan PKS sebagai representasi muslim modernis, akan bergeser ke PPP yang konsisten sebagai partai Islam. "Jika Pada Pemilu 2009 PPP mendapatkan 5,4 %, maka pada Pemilu 2014, bisa naik 3-5 digit menjadi 8-10% perolehan suaranya," imbuh Gugus. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar